Our Feeds

Motto

Etik, Estetik, Puitik

Selamat Mengaji

Mengaji Sepanjang Hari

Rabu, 15 Mei 2024

Syakir NF

Tiga Guru Didin yang Menginspirasi

Bapak Didin Syarifuddin, Bapak Didin Sirojuddin, dan Bapak Didin Nuruddin. (kiri ke kanan)

Ada tiga guru saya yang akrab disapa Pak Didin, yakni (1) Pak Didin yang bernama asli Syarifuddiin, (2) Pak Didin Sirojuddin AR, dan (3) Pak Didin Nuruddin Hidayat.


Nama pertama merupakan guru saya sewaktu menempuh studi di Madrasah Tsanawiyah NU Putra 1 Buntet Pesantren. Ia mengajar saya pelajaran Ke-NU-an, satu mata pelajaran yang hanya ada di madrasah dan sekolah NU saja. Ia mengajari kami dengan sepenuh hati dan kelembutan. Ia mengkhidmahkan seluruh hidupnya untuk mengabdi kepada ilmu sampai akhir hayatnya tiga tahun lalu. Ya, saya tulis demikian mengingat sedari muda mula, ia sudah berkhidmat dengan menjadi staf dan pengajar di MTs NU Buntet Pesantren.


Tak berbeda dengan Pak Didin pertama, Pak Didin kedua juga merupakan guru yang sepenuhnya mendedikasikan kehidupannya untuk ilmu. Ia juga mengabdikan dirinya sejak muda untuk mengajarkan kaligrafi, satu keahlian yang tidak banyak orang memilikinya. Saking ahlinya ia dalam bidang itu dan kiprahnya pada dunia yang ditekuninya tersebut, bukan saja dianggapp sebagai ahli, tetapi orang menyebutnya sebagai maestro. Betapa tidak, ia tidak saja dikenal di dalam negeri, ia pun menjadi dewan hakim (juri) untuk kompetisi kaligrafi tingkat internasional di berbagai penjuru dunia.


Keaktifannya dalam kaligrafi menginspirasinya mendirikan Pesantren Lembaga Kaligrafi Al-Quran (Lemka) di Sukabumi dan Ciputat Tangerang Selatan. Di tempat yang saya sebut terakhir itulah, saya berguru langsung kepadanya. Sebelum itu, saya juga sempat meminta koreksi atas tulisan saya kepada salah seorang santrinya yang pernah menjadi peserta terbaik kaligrafi di dua cabang sekaligus, yaitu Ibu Hj Ery Khaeriyah, yang juga merupakan istri dari guru mengaji Al-Quran saya, KH Muhadditsir Rifai.


Pak Didin tidak saja mencurahkan dunianya untuk kaligrafi, sebagai seorang alumnus Pondok Pesantren Darussalam Gontor dan mengenyam pendidikan tinggi di UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, ia juga mengajar di institusi tempat belajarnya itu. Di sana, ia menjadi dosen di program studi Sastra Arab. Bacaannya mengenai sastra sangatlah luas. Dalam suatu video yang dibagikannya, ia menyebutkan sejumlah buku yang sudah ia lahap bahkan tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali.


The last Pak Didin who I want to tell here is a lecturer of English education in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. I have been taught by him when I got  scholarship preparation from Ministry of Religious Affairs and LPDP for santri or pesantren academics. Although he taught about IELTS, he not only gave me about how to answer IELTS correctly, but also enreaching my confidence and strengthen my mentality to IELTS, applying PhD and it's scholarship, as well as life in general.


When he taught me, he not only gave what we have to learned, but also deliver suggestions, advices, etc. Therefore, I feel that it is unlike learning, but like a chit-chat in Caffee. Moreover, we have been allowed to drink coffee and eat meals. All of participants brought some meals in the class, as well as coffee. That made our class like a caffee perfectly. Not to mention that his character is so calm while due to it, the message which he conveyed always received by all of us and make us more confident.


I always remember he remain us to keep endeavor. "When we felt for twice, we have to wake up three times," said that professor of English education in every meeting.


This week is last meeting in the course. Eventhough he did not have any meeting with us, Pak Didin came to our class for farewell. As before, he ever said that he want to take photo again with us when we all of participants are attend the class. However, unfortunately we can not gathered completely because two of us had a pivotal agenda and got sick.


Prof Didin sedang bersedakap dan Pak Agus Sufyan di sampingnya.

How did he come to the class? At the first, he sent us greetings through the staff, Ms Yatni, in the group. I responded her by remaining him that he had a promise for taking pictures again. I think, Ms Yatni sent my response to him then we meet again on next day. So, alhamdulillah in the last week, we can meet again with him and strengthening our spirit to face the official test on Tuesday next week.


In the end, I am so grateful to learn and study with him. I got a lot of lessons, not only about English, but also values of life due to his reach experience.


You also could hear his great experience and how he build his dreams to become true from great talkshow, Kick Andy, as well as his podcast with Prof Jajang Jahroni. Please check this out below.


Kick Andy Talkshow 1

Kick Andy Talkshow 2

Prof Jajang's Podcast

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »