Kelompok Muslim Filipina yang tergabung dalam Moro Islamic Liberation Front (MILF) melakukan kunjungan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Rabu (31/1). Mereka berkunjung dalam rangka menyerap pengalaman Indonesia berhasil menyelesaikan konflik Aceh.
MILF sebelumnya adalah kelompok bersenjata dan melakukan gerakan separatis. Mereka ingin memisahkan diri dari Filipina. Namun belakangan, tuntutan mereka berubah, yakni menjadi daerah otonomi layaknya Aceh karena mayoritas di wilayah mereka beragama Islam.
Perubahan tuntutan itu juga mengubah haluan organisasi mereka menjadi gerakan sosial. Deputi Direktur Direktorat Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Hastin Dumadi mengatakan bahwa kunjungan MILF ke PBNU adalah salah satunya untuk mengembangkan dirinya menjadi organisasi sosial.
“Makanya ketemu dengan NU,” katanya.
MILF akan berusaha mengubah keadaan agar masyarakat di tempat mereka berdiri itu berubah memegang pena dan cangkul. Tidak lagi memanggul senjata.
“Supaya ada bekal pengetahuan, keahlian, dan keterampilan. Juga untuk mengangkat harkat, martabat, serta kesejahteraan,” kata Hastin.
Bukan kali ini saja MILF menjalin hubungan dengan NU. Saat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) masih menjabat sebagai ketua umum, MILF juga sudah menjalin komunikasi dengan NU.
Ketua PBNU H Marsudi Syuhud menyatakan siap berbagi informasi dan bekerja sama. Salah satunya dalam bidang pendidikan, PBNU siap memfasilitasi MILF untuk menimba ilmu di sekolah NU.
Sebelumnya, MILF telah mengunjungi Aceh pada Ahad (28/1). Kabarnya, Kamis (1/2) ini, mereka akan bertemu dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dan Menteri Luar Negeri Retno LP. Marsudi. (Syakir Niamillah/Fathoni)
NU Online