K.H. Abbas Abdul Jamil Buntet Pesantren |
Ke Haribaan
Kiai
Sebab cintaMu begitu agung
pada hambaMu yang taqwa
Maka rinduMu yang tak lagi
terbendung
pada kiaiku itu harus dibalas sua
Kau yang memiliki
Kau yang menyayangi
Kau pula yang begitu rindu
pada kiaiku yang amat Kaukasihi
Selamat jalan wahai kiaiku yang
meripatnya begitu teduh
meredam segala angkuh
Amin seluruh santrimu
akan selalu mengalir ke pangkuanmu
Ciputat, Mei 2015
Wafat
Purnama telah terbenam dalam bumi
segala mata mengalir
Talqin meneguhkan pada yaqin
mengusir segala ragu yang berdesir
tangan-tangan mengambang di udara
selain amin, tak lagi ada suara
segala mata mengalir
Talqin meneguhkan pada yaqin
mengusir segala ragu yang berdesir
tangan-tangan mengambang di udara
selain amin, tak lagi ada suara
Desember 2012
Ziarah
*Haul Buntet
Pesantren 2013
Cinta tak kenal
jarak
Segala jiwa dan
raga berarak
Menyemut di
pusara kekasih
Mengiriminya
surat-surat cinta
Berbait ayat dan
sholawat
Balasannya
nikmat
April
2013
Keringat Sesepuh*
Mbah, tanah ini masih basah oleh keringatmu
bahkan mengalir ke tanah-tanah kering
yang gersang sekali
tercecer di mana-mana
maka, tanah itu menghijau
Mbah, wangi keringatmu semerbak
merebak ke segala penjuru
harum sekali
segala tunas ingin sekali mencumbu
tertarik membawa pulang keringatmu
Mbah, keringatmu bening sekali
amat sejuk mbah
siapa pula yang tak betah
Februari 2013
bahkan mengalir ke tanah-tanah kering
yang gersang sekali
tercecer di mana-mana
maka, tanah itu menghijau
Mbah, wangi keringatmu semerbak
merebak ke segala penjuru
harum sekali
segala tunas ingin sekali mencumbu
tertarik membawa pulang keringatmu
Mbah, keringatmu bening sekali
amat sejuk mbah
siapa pula yang tak betah
Februari 2013
Muhammad Syakir Niamillah
Dari santri untuk kiainya
*pernah dimuat di NU Online