Our Feeds

Motto

Etik, Estetik, Puitik

Selamat Mengaji

Mengaji Sepanjang Hari

Sabtu, 27 Februari 2016

Syakir NF

Matan sebagai Dasa Pengembangan Teks

Penulis sedang memaknai kitab Baynama Qissatu al-Mi'raj
saat pengajian umum di Masjid Buntet Pesantren
Filologi mengkaji cerita, informasi, yang dikandung dalam teks yang ada pada naskah. Meskipun demikian, filologi juga tidak dapat melepaskan naskah begitu saja, karena naskah dapat membantu untuk mengungkapkan sejarah dan fakta dilihat dari cap atau stempel dan tahun pencetakan. Hal ini menjadi bukti bahwa naskah dan teks merupakan dua hal yang berbeda, naskah sebagai wadah dari teks dan teks adalah apa yang ditulis pada naskah.

Teks yang ada pada naskah itu ditulis dengan tangan asli. Meskipun salinan, teksnya juga merupakan tulisan tangan. Hal ini dapat menghasilkan varian-varian naskah yang pada umumnya terdapat perbedaan antara teks asli dan teks salinan, meskipun disalin oleh orang yang sama. Filologi mengkaji perbedaan varian ini untuk mengungkap kebenarannya.

Teks itu dapat digolongkan dalam tiga bagian dalam tradisi intelektual Arab-Islam, yaitu matan, syarh, dan hasyiyah. Matan dapat diartikan sebagai teks dasar utama. Teks tersebut dapat dikembangkan lagi oleh penulis lain ataupun penulis yang sama dengan penjelasan-penjelasan yang lebih luas. Hal demikian disebut dengan syarh. Hasyiyah memberikan komentar-komentar terhadap teks-teks yang dikandung matan.


Sebagai contoh tiga golongan teks tradisi intelektuali Arab-Islam adalah kitab Alfiyah ibn Malik, Syarh ibn Aqil, dan Hasyiyah al-Khudlari. Alfiyah ibn Malik sebagai matan memuat poin penting namun dengan bahasa yang begitu ringkas. Karena terlalu ringkas sehingga butuh pemahaman yang lebih meluas, maka Imam Ibnu Aqil membuat penjelasan atas kitab seribu bait syair yang membahas gramatika bahasa Arab tersebut. Penjelasannya dikenal dengan kitab Syarh ibn Aqil. Syarh Ibnu Aqil sebagai penjelas Alfiyah ibn Malik masih dipandang perlu komentar-komentar pada pembahasan-pembahasan tertentu. Oleh karena itu, Imam Khudlari memberinya hasyiyah agar hal-hal yang musykil menjadi lebih mudah dipahami. Kitabnya dikenal dengan nama Hasyiyah Khudlari.

Muhammad Syakir Niamillah
Ciputat, 1 Oktober 2015

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »