Our Feeds

Motto

Etik, Estetik, Puitik

Selamat Mengaji

Mengaji Sepanjang Hari

Sabtu, 27 Februari 2016

Syakir NF

Filologi sebagai Jembatan Peradaban

Sumber: Vivanews.com
Kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Biasanya, kebudayaan menjadi identitas diri sebuah bangsa atau kelompok masyarakat. Hal-hal yang telah menjadi sebuah kebiasaan juga dapat dikatakan sebagai budaya. Tentu hal ini memiliki nilai historisitas, yakni bagaimana proses pembentukan kebiasaan tersebut sehingga bisa membudaya. Budaya juga bisa bersifat personal. Misal, orang memiliki kebiasaan tepat waktu datang kuliah. Hal tersebut menjadi budaya bagi dirinya. Alam juga memiliki ikatan erat dengan budaya. Berdirinya rumah model panggung di Kalimantan karena di daerah tersebut banyak rawa-rawa. Berbeda dengan Jawa yang tidak seperti Kalimantan sehingga rumah penduduknya rata dengan tanah.

Kebudayaan baik akan melahirkan sebuah peradaban, yakni kemajuan bangsa yang berkaitan dengan sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Lahirnya peradaban juga dipengaruhi oleh kerajaan sebagai pemegang kebijaksanaan dalam roda pemerintahan pada zaman dahulu. Agama juga memiliki peran dalam peradaban bangsa, karena agama memiliki sistem dan hukum yang dapat berpengaruh bagi kehidupan sebuah bangsa. Peradaban ini sangat berkaitan erat dengan nasionalisme dan negara sebagai sebuah institusi publik.

Untuk mengungkap kebenaran hal tersebut, kita perlu melihat sejarah zaman dahulu. Sejarah ini biasanya tercatat pada tulisan tangan dengan berbagai versi aksara sesuai dengan di mana tulisan tersebut dibuat. Tulisan tersebut biasa kita sebut dengan naskah kuno. Naskah kuno sebagai sumber primer perlu diteliti lebih mendalam. Kita harus mampu mengklasifikasikan naskah kuno yang akan kita teliti dengan analisis yang tepat.

Artefak sebagai benda kuno yang menjadi bukti sejarah juga membantu mengungkap kebudayaan dan peradaban masa lampau. Artefak ditemukan melalui penggalian arkeologi berupa alat yang menunjukkan kecakapan kerja manusia pada zaman dahulu seperti perkakas dan senjata. Bahkan arsitektur bangunan pun bisa kita golongkan sebagai artefak, seperti Borobudur. Artefak merupakan bagian dari teknologi yang mutakhir di zamannya. Meskipun bukan sebuah naskah, tetapi artefak dapat membantu peneliti untuk mengungkap peristiwa yang tercatat dalam naskah kuno tersebut.

Memahami naskah kuno dengan aksara daerah tentu memiliki kesulitan tersendiri. Oleh karena itu, transliterasi sangat diperlukan sebagai bagian dari langkah penelitian. Dalam penelitian ini, kita harus menggunakan metode yang tepat agar tidak salah dalam mengungkap kebenaran yang dijadikan masalah dalam kajian kita. Menuju transliterasi itu, kita butuh pemahaman mendalam mengenai ilmu bahasa, yakni linguistik. Selain itu, kita juga butuh ilmu sastra sebagai modal untuk memahami naskah yang biasanya bernilai sastra.

Naskah kuno sebagai bagian dari sumber primer itu sangat penting dalam sebuah penelitian. Mengingat keakuratan data sangat dijamin karena berasal langsung dari pelaku peristiwa. Meskipun penelitian berbasis sumber sekunder juga baik, tetapi nilai keakuratannya berbeda, karena sumber sekunder tidak merujuk langsung pada pelaku peristiwa, meskipun orang yang dijadikan sumber itu merupakan saksi peristiwa.

Karena filologi memiliki basis dan objek khusus pada bahan-bahan tertulis, maka naskah merupakan bagian inti dari filologi. Tanpa naskah, apa yang bakal dikaji dan diteliti oleh filologi? Oleh karena itu, naskah menempati posisi penting dalam kajian filologi.


Biasanya, naskah tersebut mengisahkan sebuah peristiwa, obat-obatan, atau hal penting berkaitan dengan kerajaan. Hal itu menjadi dokumentasi yang dapat menjadi bukti untuk mengungkap sejarah masa lalu. Filologi sebagai ilmu tentang bagaimana memahami naskah-naskah kuno yang tentunya dapat berguna untuk mengunkapkan peristiwa-peristiwa bersejarah, pengobatan-pengobatan yang mujarab, dan sebagainya, tentu akan mampu menjadi jembatan masa lalu dengan masa sekarang untuk kemajuan peradaban bangsa di masa mendatang.

Muhammad Syakir Niamillah
Ciputat, 17 September 2015

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »