Penulis saat pidato penutupan pada Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) PMII Komfaktar 2014 sebagai ketua pelaksana (9/14) |
Kesempatan tidak bakal datang untuk kali kedua dan seterusnya.
Misal, orang ditawarkan sebuah kepercayaan untuk memangku tanggung jawab
sebagai kepala desa. Banyak orang yang mendukungnya. Tetapi ia terus saja
menolak. Kepercayaan itu akan hilang seiring waktu. Bila jeh kesempatan
untuk menjadi kepala desa itu datang lagi, itu jelas beda momennya, beda dengan
kesempatan pertama.
Amanah adalah suatu barang yang benar-benar langka. Di toko manapun tak ada yang menjualnya. Namun, seiring etik kita yang bermoral, bernilai, dan tentunya berjalan pada norma-norma yang ada, maka dengan sendirinya orang-orang akan sangat rela memberikan amanah itu.
Menerima amanah itu merupakan suatu pembelajaran tersendiri terhadap kita sebagai pemangku amanahnya. Itulah kesempatan kita untuk mendedikasikan diri kita kepada masyarakat, berjuang menegaskan langkah-langkah pergerakan yang akan memperteguh suatu keyakinan berbangsa, bertanahair, beragama, dan lain sebagainya tergantung konteks amanah yang kita emban.
Sebagai bagian dari agen perubahan, mahasiswa sejatinya tidak hanya ngumpul sambil ngobrol tak jelas, nangkring di warung-warung, jalan-jalan ke mana-mana. Sedang kuliah tak lagi jadi kegiatan utama. Bukan hanya membuat lingkar studi diskusi yang esensinya hanyalah sebuah obrolan basi. Bergeraklah membentuk jaringan masyarakat yang luas guna membangun bangsa yang bermartabat.
Manfaatkanlah amanah tersebut sebaik mungkin. Bukan untuk ajang sombong, sok, atau segala yang berbau ketakabburan. Tapi, inilah ajang pembuktian bahwa kita mampu dan kepercayaan yang diberikan itu tidak sia-sia dihibahkan pada kita.
Sejalan dengan ungkapan Arab khudz makanak, ambillah tempatmu sendiri, dalam konteks amanah pergerakan, bila kita dipercayakan maka segeralah terima. Masalah resiko memang sudah tanggungan yang tidak bisa untuk dihindari. Setidaknya, kalaupun tidak mengikuti ungkapan Arab di atas, maka ijlis makanak, duduklah di tempatmu. Ungkapan tersebut mengartikan kita untuk siap ditempatkan di mana saja sesuai porsi yang telah disediakan. Adapun ungkapan yang pertama merupakan pembuktian diri kita sebagai bagian dari kader bangsa yang terbaik..
Menerima amanah pergerakan adalah menerima pelajaran yang siap diberikan pengalaman yang saya yakini tidak ada di manapun, kecuali ketika kita menerima amanah tersebut. Oleh karena itu, orang yang tidak menerima amanah pergerakan adalah orang yang tidak mau menerima pelajaran yang amat sangat berharga dari pengalaman yang akan kita temui nanti. Karena, tidak sekali-kali amanah itu diberikan karena orang yang memberi amanah itu percaya akan kemampuan yang dimiliki kita untuk melaksanakan amanah yang mereka berikan.
KAMI BERGERAK, KARENA ITU KAMI ADA. Bukan sekadar kalimat biasa. Ini yang bakal membangkitkan semangat eksistensi kami sebagai bagian dari warga pergerakan. Kami bukan mundur untuk kalah. Tapi lihatlah Ronaldo, dia mundur beberapa langkah untuk melesatkan bola sampai masuk dalam gawang. Kita ambil langkah mundur, untuk melesatkan tujuan sampai pada kenyataan, untuk melesatkan harapan sampai pada ketercapaian, dan untuk membumikan keIslaman dengan kedamaian dan untuk perdamaian.
SALAM PERGERAKAN !!! SALAM PERDAMAIAN !!!
MARI !!! KITA
BERGERAK MENUJU PRESTASI !!!
Muhammad Syakir Niamillah
Ciputat, 2014